Jumat, 27 Agustus 2010

Bermimpilah, Lalu Komitmen


Jadi ingat sebuah hadits Rasulullah,

"Beribadahlah, lalu istiqomahlah (lakukan secara terus-menerus)"

Begitu halnya dengan bercita-cita. Jika punya angan-angan yang ingin diwujudkan, kita kudu komitmen untuk membuatnya nyata. Lakukan segala hal, selama itu baik, untuk membuat kita semakin dekat dengan hal yang kita cita-citakan.

Tapi kenapa melakukan itu serasa susah, ya. Banyak dari kita (termasuk saya) memiliki cita-cita besar, namun malas untuk melangkah menuju ke sana.

Misalnya saya ingin menjadi programmer. Tapi tiap harinya saya jarang baca buku atau membikin program. Kalau ada seminar atau perlombaan yang ada hubungannya sama itu, saya nggak ngikut, atau cari-cari alasan biar ga ikut.

Kalau gini kapan bisanya?????

Saya punya kutipan bagus dari sebuah novel "Perahu Kertas" karya Dee alias Dewi Lestari. Di sini, tokoh utama, mbak Kugy, memiliki sebuah mimpi dan dia melakukan apa saja demi mewujudkannya.

Semoga menjadi inspirasi (buatku juga T_T)

"Meski Noni selalu tampak lebih dewasa dan teratur ketimbang Kugy yang serampangan, sesungguhnya  Kugy memiliki  keteguhan  yang  tidak  dimiliki  Noni.  Sejak  kecil,  Kugy tahu  apa  yang  dimau,  dan  untuk  hal  yang  ia  suka,  Kugy  seolah-olah  bertransformasi menjadi sosok yang sama sekali berbeda."

"Pilihannya  mengambil  jurusan  Sastra  adalah  buah  dari  cita-citanya  yang  ingin  jadi penulis  dongeng.  Pilihannya  kuliah  di  kota  lain  adalah  buah  dari  khayalannya  untuk hidup mandiri. Di luar dari perilakunya yang serba spontan, Kugy merencanakan dengan matang perjalanan hidupnya.  Ia  tahu alasan di balik semua  langkahnya, dan benar-benar serius menangani impiannya."

"Dari SD, Kugy rajin menabung, dan semua hasil tabungannya dibelikan buku cerita anak-anak.  Dari  mulai  buku-buku  stensilan,  sampai  buku  dongeng  klasik  bergambar  yang mahal.  Kemudian  investasi  itu  ia  putarkan  lagi  melalui usaha  penyewaan,  sampai bukunya  terus  bertambah  banyak.  Jadilah  Kugy  pemilik  taman  bacaan  termuda  di kompleksnya, sekaligus yang tergalak. Seperti predator di hutan rimba, ia memburu para penyewa ‘nakal’ dengan sepeda mininya, hingga mereka tersudut dan tidak ada cara lain
agar berhenti dikejar-kejar selain mengembalikan buku."

"Kugy melakoni  dengan  tekun  segala  kegiatan  yang  ia  anggap menunjang  cita-citanya. Kugy  menjadi  Pemimpin  Redaksi  majalah  sekolah  dari  mulai  SMP  sampai  SMA.  Ia dikenal  sebagai  pionir  dengan  ide-ide  segar  bagi kehidupan  buletin  sekolah,  ia  nekat memburu  para  figur  publik  betulan  untuk  diwawancarai  dengan  pendekatan  yang profesional,  yang  lalu  dituangkan  ke  dalam  bentuk  artikel  yang  serius. Dengan  rajin  ia mengikuti  segala  perlombaan  menulis  di  majalah-majalah,  lalu  bekerja  sebaik  dan sekeras mungkin, untuk akhirnya keluar menjadi  juara. Sampai-sampai Kugy hapal  juri-juri mana yang biasa dipakai dan bagaimana seleranya."

(Perahu Kertas, Dewi Lestari)
gambar: zine.rukukineruku.com

0 comments:

Posting Komentar