Jadi ingat sebuah hadits Rasulullah,
"Beribadahlah, lalu istiqomahlah (lakukan secara terus-menerus)"
Begitu halnya dengan bercita-cita. Jika punya angan-angan yang ingin diwujudkan, kita kudu komitmen untuk membuatnya nyata. Lakukan segala hal, selama itu baik, untuk membuat kita semakin dekat dengan hal yang kita cita-citakan.
Tapi kenapa melakukan itu serasa susah, ya. Banyak dari kita (termasuk saya) memiliki cita-cita besar, namun malas untuk melangkah menuju ke sana.
Misalnya saya ingin menjadi programmer. Tapi tiap harinya saya jarang baca buku atau membikin program. Kalau ada seminar atau perlombaan yang ada hubungannya sama itu, saya nggak ngikut, atau cari-cari alasan biar ga ikut.
Kalau gini kapan bisanya?????
Saya punya kutipan bagus dari sebuah novel "Perahu Kertas" karya Dee alias Dewi Lestari. Di sini, tokoh utama, mbak Kugy, memiliki sebuah mimpi dan dia melakukan apa saja demi mewujudkannya.
Semoga menjadi inspirasi (buatku juga T_T)
"Meski Noni selalu tampak lebih dewasa dan teratur ketimbang Kugy yang serampangan, sesungguhnya Kugy memiliki keteguhan yang tidak dimiliki Noni. Sejak kecil, Kugy tahu apa yang dimau, dan untuk hal yang ia suka, Kugy seolah-olah bertransformasi menjadi sosok yang sama sekali berbeda."
"Pilihannya mengambil jurusan Sastra adalah buah dari cita-citanya yang ingin jadi penulis dongeng. Pilihannya kuliah di kota lain adalah buah dari khayalannya untuk hidup mandiri. Di luar dari perilakunya yang serba spontan, Kugy merencanakan dengan matang perjalanan hidupnya. Ia tahu alasan di balik semua langkahnya, dan benar-benar serius menangani impiannya."
"Dari SD, Kugy rajin menabung, dan semua hasil tabungannya dibelikan buku cerita anak-anak. Dari mulai buku-buku stensilan, sampai buku dongeng klasik bergambar yang mahal. Kemudian investasi itu ia putarkan lagi melalui usaha penyewaan, sampai bukunya terus bertambah banyak. Jadilah Kugy pemilik taman bacaan termuda di kompleksnya, sekaligus yang tergalak. Seperti predator di hutan rimba, ia memburu para penyewa ‘nakal’ dengan sepeda mininya, hingga mereka tersudut dan tidak ada cara lain
agar berhenti dikejar-kejar selain mengembalikan buku."
"Kugy melakoni dengan tekun segala kegiatan yang ia anggap menunjang cita-citanya. Kugy menjadi Pemimpin Redaksi majalah sekolah dari mulai SMP sampai SMA. Ia dikenal sebagai pionir dengan ide-ide segar bagi kehidupan buletin sekolah, ia nekat memburu para figur publik betulan untuk diwawancarai dengan pendekatan yang profesional, yang lalu dituangkan ke dalam bentuk artikel yang serius. Dengan rajin ia mengikuti segala perlombaan menulis di majalah-majalah, lalu bekerja sebaik dan sekeras mungkin, untuk akhirnya keluar menjadi juara. Sampai-sampai Kugy hapal juri-juri mana yang biasa dipakai dan bagaimana seleranya."
(Perahu Kertas, Dewi Lestari)
gambar: zine.rukukineruku.com
0 comments:
Posting Komentar