Ini termasuk artikel perkenalan asrama. Sebelumnya sudah ada tulisan tentang asrama bagian satu...
Ok. Langsung saja.
Yang saya tidak suka dari asrama (selain kamar saya yang terletak di puncak gedung, lantai 4) adalah asrama bisa bocor kalau lagi hujan angin.
Saya di lantai 4, lantai paling tinggi. Untuk mencapainya dibutuhkan tenaga ekstra. Tapi kalau lagi hujan deras plus angin, plafonnya bocor...
Air merembes melalui sela-sela langit-langit. Kasur yang ada di atas otomatis basah, segera kami angkat dan amankan. Barang-barang di meja (buku, kertas, buku lagi, baju) terancam jadi korban berikutnya, kami tutupi dengan kresek...
Lantai tak tertolong, basah bertumpah ruah dengan air yang mungkin terlihat jernih, tapi mengandung zat-zat comberan. Ember-ember yang kami punya terlalu sedikit untuk menampung titik-titik kebocoran.
Memang kalau hujan sudah sangat deras dan angin berhembus kejam, kami sudah bersiap-siap untuk mengutuki diri kami sendiri dan berbasah-basah dalam kamar...
Itulah tidak enaknya tinggal di asrama lantai 4...
Saya di lantai 4, lantai paling tinggi. Untuk mencapainya dibutuhkan tenaga ekstra. Tapi kalau lagi hujan deras plus angin, plafonnya bocor...
Air merembes melalui sela-sela langit-langit. Kasur yang ada di atas otomatis basah, segera kami angkat dan amankan. Barang-barang di meja (buku, kertas, buku lagi, baju) terancam jadi korban berikutnya, kami tutupi dengan kresek...
Lantai tak tertolong, basah bertumpah ruah dengan air yang mungkin terlihat jernih, tapi mengandung zat-zat comberan. Ember-ember yang kami punya terlalu sedikit untuk menampung titik-titik kebocoran.
Memang kalau hujan sudah sangat deras dan angin berhembus kejam, kami sudah bersiap-siap untuk mengutuki diri kami sendiri dan berbasah-basah dalam kamar...
Itulah tidak enaknya tinggal di asrama lantai 4...
Demikian perkenalan asrama yang kedua... Mungkin masih ada yang ketiga dan seterusnya...
ilustrasi: www.sulekha.com
ilustrasi: www.sulekha.com
0 comments:
Posting Komentar